Saturday, April 25, 2015

Sesederhana ‘Mewarnai’ Wortel dengan Oranye: Dari Warna Sayuran Menjadi Identitas Bangsa


Sebagai negara kecil yang diklaim memiliki penduduk tertinggi di dunia (rata-rata 1.81m untuk laki-laki dan 1.68m untuk perempuan), Belanda adalah negara yang tidak hentinya menciptakan berbagai inovasi berkualitas tinggi yang berguna di berbagai bidang. Banyak penemuan kelas dunia yang telah ditemukan maupun dikembangkan oleh bangsa Belanda, sebut saja yang terkenal antara lain mikroskop (1590), hingga Wifi (1990) yang saat ini adalah fasilitas wajib di berbagai area publik seperti kafe hingga stasiun sekalipun.

Dengan daftar berbagai penemuan besarnya, mungkinkah Belanda juga memiliki sebuah inovasi yang begitu sederhana, yang bahkan tidak disadari orang-orang pada umumnya? Mungkinkah hal  itu sesederhana ‘mengubah’ warna wortel menjadi oranye?



Seperti dilansir oleh direktur Next Nature Network, Koert van Mensvoort (2011), yang menerangkan bahwa wortel awalnya tidak berwarna oranye. Wortel yang memiliki nama Latin Daucus carota ini umumnya didominasi oleh warna ungu dan pertama kali dibudidayakan sekitar abad ke-X Masehi di Afganistan dan beberapa wilayah di Asia. Sesekali muncul versi hasil mutasi, seperti wortel yang berwarna kuning dan putih di Eropa, tetapi jenis ini jarang dibudidayakan dan tidak mengandung antosianin, yaitu pigmen penghasil warna pada tumbuhan. Wortel ungu yang dulunya merupakan tanaman liar ini berukuran kecil, dagingnya keras, berwarna pucat, dan rasanya pun pahit, sehingga umbinya sama sekali tidak dimanfaatkan, hanya bagian daun dan bunganya saja yang diolah untuk kebutuhan pangan.



Hingga di tahun 1500-an,  beberapa petani dari Hoorn, sebuah daerah di sebelah utara Belanda, memulai pembiakan wortel berwarna oranye. Para petani Belanda tersebut mengambil strain mutan dari wortel berwarna ungu dan secara bertahap mengembangkannya menjadi wortel berwarna oranye. Wortel juga dikembangkan dengan menyilangkan wortel berakar kuning dan putih hasil mutasi dengan varietas wortel liar, yang sangat berbeda dari varietas wortel hasil budidaya, sehingga berwarna oranye dan menjadi varietas yang dominan di seluruh dunia hingga saat ini.

Mengapa bangsa Belanda memilih untuk mengembangkan wortel varietas ini? Hal ini disebabkan wortel oranye lebih manis dan lebih gemuk dibanding wortel ungu, yang tentu saja berdampak pula bagi kualitas gizi yang dikandung di dalamnya. Warna oranye yang terdapat pada wortel berasal dari beta karoten, suatu zat yang fungsinya memetabolisme garam empedu menjadi vitamin A yang berguna bagi kesehatan mata di dalam usus manusia dan juga pada hewan (kecuali kucing).

Saking terkenalnya wortel ini sebagai tumbuhan yang mengandung banyak vitamin A yang berguna bagi kesehatan mata, ada legenda yang mengatakan bahwa penembak Inggris pada Perang Dunia II mampu menemukan dan menembak jatuh pesawat tentara Jerman di malam hari akibat mengonsumsi wortel secara besar-besaran sehingga dapat melihat dengan jelas pada malam hari! Tentu saja hal ini tidak benar, melainkan karena kemajuan teknologi radar bangsa Inggris pada masa itu. Mereka hanya menyebarkan rumor itu untuk menakut-nakuti bangsa Jerman yang lucunya mempercayai hal tersebut.

Lantas mengapa memilih warna oranye, bukan hijau atau bahkan biru? Hal ini bisa dikaitkan dengan sejarah Belanda. Adalah Willem van Oranje (24 April 1533 - 10 Juli 1584), seorang berkebangsaan Jerman yang berjuang untuk memerdekakan Belanda yang walaupun pada masa itu tengah menjajah Indonesia namun bangsanya juga ternyata tunduk di bawah kekuasaan Kekaisaran Spanyol. Kecewa dengan sentralisasi kekuasaan politik Spanyol, Van Oranje kemudian memimpin revolusi pemberontakan untuk memerdekakan Belanda yang memicu meletusnya Perang Delapan Puluh Tahun dan akhirnya membawa Belanda  ke gerbang kemerdekaan secara penuh pada 30 Januari 1648. Van Oranje yang akhirnya menjadi ‘Bapak Bangsa’ bagi Belanda kemudian mendirikan House of Orange-Nassau dan resmi menjadi keluarga Kerajaan Belanda. Dikatakan bahwa petani Belanda mengembangbiakkan wortel berwarna oranye ini sebagai cara rahasia untuk menunjukkan dukungannya kepada Van Oranje, yang saat itu kurang memperoleh simpati untuk menjadi keluarga Kerajaan Belanda dikarenakan identitasnya yang bukan berkebangsaan Belanda.



Walaupun dewasa ini predikat penghasil wortel terbesar di dunia dipegang oleh negara Cina yang menyuplai sekitar sepertiga dari kebutuhan wortel di seluruh dunia, namun jika dikumulatifkan untuk semua jenis makanan, Belanda menduduki peringkat ketiga dunia sebagai pengekspor makanan terbesar. Tidaknya heran jika Belanda selalu berusaha mengembangkan inovasi bagi sumber daya hewan dan tumbuhannya demi meningkatkan kualitas pangan yang nantinya akan didistribusikan ke berbagai belahan dunia. 

Penemuan ini mungkin tidak setenar inovasi Belanda lainnya, seperti kincir angin ataupun bendungan, namun secara tidak langsung telah menjadi identitas bangsa. Hal ini bisa dilihat dalam kostum sepakbola nasional Belanda yang begitu bangga menggunakan warna oranye. Bahkan seandainya kita berkunjung ke Belanda bertepatan dengan Queen’s Day, semua masyarakat tumpah ruah ke jalan, bersorak-sorai dalam riuhnya parade yang didominasi warna oranye. Oranye telah menjadi kebanggaan Belanda, baik itu warna maupun sejarahnya yang panjang. Mungkin hal ini juga yang menjadi tombak semangat Belanda untuk selalu berkarya melalui penemuan dan inovasi mutakhirnya. Seperti bunga tulip yang terus berkembang dan kanal Amsterdam yang alirannya senantiasa memberi kehidupan, semoga Belanda selalu dan akan terus mengundang decak kagum dunia akan inovasinya yang tiada batas dalam segala aspek kehidupan.

Referensi:
  1. http://www.berkuliah.com/2014/07/50-fakta-menarik-tentang-belanda.html
  2. http://en.m.wikipedia.org/wiki/List_of_Dutch_inventions_and_discoveries#Wi-fi_.281990s.29
  3. https://www.rnw.org/archive/royal-history-carrot
  4. http://www.kembangpete.com/2014/07/17/sebelum-abad-ke-17-wortel-berwarna-ungu/
  5. http://en.wikipedia.org/wiki/William_the_Silent
Elemen: Earth

Tulisan ini saya buat dalam rangka mengikuti Holland Writing Competition 2015 untuk  memenangkan hadiah summer course di Utrecht Summer School, Belanda, selama 4 minggu. Wish me a very good luck!