Thursday, January 27, 2011

Movie Review: Love Me If You Dare

Selain hobi traveling dan menulis, saya juga senang membaca dan menonton film. Khusus untuk film, saya bisa tahan begadang bahkan gak tidur sampai pagi jika sedang semangat buat marathon DVD. Umumnya saya menonton semua genre film, kecuali horor. Bukan karena takut, hanya saja saya selalu nonton film sendirian. Malas banget kan kalo pas adegan ‘jreng jreng’ nya harus teriak sendirian? Kesannya malah gak seru…

Kalau soal asal film, lain lagi ceritanya. Selain film Hollywood dan box office yang selalu jadi target utama saya juga kadang menonton film indie atau film non-English yang istilahnya temen saya ‘film lain-lain’. Umumnya ‘film lain-lain’ yang saya nonton adalah nominasi  British Film Festival, atau juga film JIVE!. Itu lho, film indie dengan ada logo jari warna orange. Umumnya film JIVE! Ini berasal dari kisah nyata dan ada pesan moralnya. Pas banget deh dengan hobi saya yang suka baca buku dengan genre memoar.

Salah satu ‘film lain-lain’ favorit saya adalah film Prancis berjudul Love Me If You Dare yang judul aslinya Jeux d’Enfants. Film yang diproduksi tahun 2003 ini ceritanya tentang Sophie dan Julien, dua anak berumur 8 tahun yang hobinya main truth or dare. Julien yang mendapat hadiah mainan komidi putar menjadikan mainan itu sebagai taruhannya. Setiap Sophie bisa menyelesaikan tantangan, komidi itu diambil oleh Sophie dan Julien harus ditantang balik buat mengambil kembali komidi itu, begitu sebaliknya dan seterusnya.

As they grow older, the game becomes more a glorious addiction and the dares become more and more dangerous. Misalnya saat Julien menantang Sophie memakai underwear di luar ala Superman saat akan ujian. Tanpa mereka sadari lewat permainan ini mereka juga saling jatuh cinta walaupun kenyataannya mereka tidak bisa menikah dan hidup bersama. At the end of the story, mereka sepakat buat mengakhiri permainan gila itu dengan cara menguburkan diri bersama-sama dalam cairan semen di gorong jalan raya yang sedang di cor. Wih, gimana gak ekstrim permainannya tuh?

Anyway, buat kalian yang terbiasa nonton film Indonesia atau Hollywood, mungkin film ini terkesan membosankan. Alur cerita yang berbelit-belit juga bikin kita kadang lost the story di tengah film. Belum lagi pemerannya menggunakan bahasa Perancis yang tidak umum kedengarannya, membuat kita yang sebelumnya terbiasa dengan drama seperti The Lake House atau Letters to Juliet jadi kurang berminat nontonnya.

Tapiii.. yah banyak juga hal menarik dari film ini. As we know, segala sesuatu tentang Prancis kan selalu terkesan romantis, jadi rada melting juga nonton film ini. Di tambah lagi telinga saya yang memang senang belajar bahasa asing bisa ‘dimanjakan’ dengan cara ngomong mereka yang cenderung sengau. Yah, paling tidak kita bisa liat sisi lain Romeo and Juliet yang ‘love you to death’ dengan cara mati yang disepakati kedua belah pihak dan lebih kompak dibanding yang satu minum racun trus yang satunya lagi nembak diri sendiri. Well, not so bad after all :)

So, are you game? 'Cause if you are, I game you to love me! 

Cover versi Perancis Jeux d'enfants

Cover edisi English Love Me If You Dare

0 comment:

Post a Comment