Tuesday, April 19, 2011

broke up.

Detik di saat saya menge-post blog ini saya sudah resmi 2 hari menjomblo. Yes, I’ve broke up with him. Bagi teman-teman yang mengenal dan mengetahui bagaimana hubungan kami berdua mungkin ini adalah hal yang cukup disayangkan, melihat bagaimana saya dan dia sangat akrab dan betapa hubungan kami berdua yang walaupun tidak romantis tapi dijalani dengan sangat seru akhirnya harus berakhir dengan masalah yang sama seperti 5 tahun lalu kami berpacaran.

Saya sendiri sebenarnya tidak mau hal ini terjadi. Rasanya sangat disayangkan, setelah semua yang sudah saya alami dan jalani bersama dia, dan bagaimana kami membangun kembali hubungan agar lebih baik dari sebelumnya, bagaimana kami membuat mimpi dan liburan impian bersama, yang selama hampir setahun (bulan depan hubungan kami genap setahun) akhirnya berakhir lagi dengan hal sama. Tapi yah, mau diapa lagi. Sepertinya saya dan dia masih belum berubah setelah 5 tahun. Dia masih dengan kecerobohan dan sifatnya yang tidak konsisten, dan saya masih dengan cemburu dan ego tinggi, ditambah lagi dengan ketakutan akan kehancuran hubungan kami sebelumnya yang kini terjadi kembali. Namun saya rasa mungkin perasaan saya ini masih cukup rasional mengingat bagaimana dulu hati saya tersakiti karena perbuatan dia dan sekarang mungkin dia melakukan serta saya merasakan hal yang sama. And we can’t lie, we’re hurt by each other.

Well, bagaimanapun saya harus menjalani keputusan ini dengan tenang dan tanpa beban. Toh, yang kekeuh untuk mengakhiri hubungan ini adalah saya. Mudah-mudahan ini adalah keputusan yang terbaik. Setidaknya dengan keadaan hubungan kami yang sudah berakhir dan keadaan kami yang terpisah oleh jarak satu sama lain, mungkin bisa menjadi suatu alasan untuk mengintrospeksi diri. Menyadari kesalahan dan kekurangan satu sama lain, serta memikirkan lebih dalam bagaimana hubungan ini seharusnya dijalani dengan lebih dewasa dan belajar menghargai ego satu sama lain.

It’s not so bad after all. Setidaknya nilai positif yang bisa diambil dari keputusan saya ini adalah satu lagi beban yang lepas dari pikiran saya. Saya bisa menghabiskan waktu lebih banyak dengan teman-teman saya, melakukan hal pribadi yang saya senangi, lebih serius dalam pekerjaan, dan belajar memperbaiki diri saya secara pribadi. Memperbaiki ibadah, belajar lebih dewasa, hingga merencakan liburan impian saya sepulang dari Sorowako. Menjadi bebas tanpa harus merasa terkurung dalam sangkar cinta. Dan dengan teman-teman saya yang selalu setia menemani dan menghibur, tidak ada alasan untuk merasa ini keputusan yang salah dan menangisinya.

Jadi, kalau ada yang bilang, “Balikan aja sama dia. Kalian berdua cocok sekali”, maka saya akan menjawab, “Ya, kami cocok, itu sebabnya kami kurang menghargai perbedaan yang ada. Mungkin kalau dia sudah bisa meyakinkan hati saya dan kami berdua sudah bisa lebih dewasa dalam hubungan ini. Mungkin, suatu saat nanti entah kapan. Mungkin…”.

3 comment:

Anonymous said...

wow....knp bisa?
ckck...
wah sy ada kesempatan nie :)

Anonymous said...

klw mau aman itu nda usah pacaran...
jadi seseorang yg bisa memperhatikan kapan sj itu lebih nyaman. klw lagi mau sama sama yah sama sama klw lagi mau sendiri yah tak masalah
klw lagi ada masalah yah bisa datang
klw lagi ingin bersama teman2 yah sama teman2...
enjoy dan tidak kekurangan perhatian.

klw kamu butuh teman just call my name.LOL

Anonymous said...

ohw yah satu lagi..
pernah tidak kamu punya keinginan besar untuk kembali berkomunikasi dengan mantan?
krn saat ni sy lgi merasa seperti itu tapi sy ragu takut dy tak mau lagi berkomuniaksi dengan baik. krn saya merasa ingin kembnali intens berhubungan dgn dy..walau sy tdk mengharap ada status tapi pling tidk bisa dekat dan saling memuaskan hasrat seperti dulu.

Post a Comment