Monday, July 4, 2011

...

aku ingin mengukir namamu di balik lemari,
lalu pintunya kututup rapat dan kukunci.
tapi untuk apa?
seakan kau masih peduli saja.

rasanya kawan,
seperti dicabik secara membabi buta,
tiap mili kulitku dapat merasakan pedihnya.
rasanya sungguh menyedihkan,
seperti terjatuh ke lubang jebakan yang sama,
lubang yang seharusnya sudah lama disingkirkan.
aku bodoh.
aku buta dan tuli.
aku tidak bisa merasakan apa apa.
tapi aku tidak hampa.

paling tidak, sekarang aku mengerti.
tidakkah kamu sadari, aku memakai kacamata untuk melihat kamu dengan lebih jelas.
menelanjangi sampai ke dasar hatimu agar aku tahu bagaimana harus bersikap.

aku ingin mengukir namamu sayang,
tapi bukan lagi di balik lemari berkunci.
aku ingin menulisnya di atas pasir,
agar kapanpun aku mau namamu bisa tersingkir.

mulai detik ini aku tidak akan menulis nama siapapun lagi.

1 comment:

Umachi_รุสมาดิ said...

slalu sama seperti yang dulu...
aku takjub dengan kata-kata itu...

Post a Comment